Sabtu, 20 April 2019

Ngopi Cantik #8 How To Grow Instagram with Ni Putu Chandra



Assalamualaikum
Hi, Beautifullers...


Udah pada tau belum program NgopCan dari Beautiesquad?? Alhamdulillah, saya dapet kesempatan untuk join di NgopCan atau Ngopi Cantik #8 How To Grow Instagram with Ni Putu Chandra kemaren tanggal 13 April 2019. Walaupun saya mengikuti Ngopi Cantik sembari perjalanan dari Bandung Ke Sukabumi, tapi saya tetap berusaha menyimak dengan baik.


Ni Putu Chandra  sendiri adalah seorang Beauty Content Creator dengan 90.600 Followers, yang cukup pesat growthnya di Instagram, karena saya sendiri yang menjadi saksi ketika awal-awal Kak Tutu masih memiliki 6000an Followers, di tahun 2018 lalu. Kerenn  bangedd yaaa.

Nah, dan bagaimanakah akhirnya Kak Tutu berhasil menembus pasar Instagram yang penuh sesak dengan berbagai macam Beauty Enthusiast dari segala macam penjuru Indonesia bahkan Dunia??

Simak penjelasan di bawah ini yaa....



Instagram, The Popular Social Networks Worldwide

Instagram sendiri memiliki 1 Billion Active Users (1 Milyar Pengguna Aktif) setiap bulannya dan sudah disebut-sebut sebagai “The Popular Social Networks Worldwide”.

Tentunya karena sudah disebut-sebut sebagai "The Popular Social Networks Worldwide", kita harus memanfaatkan ini, memanfaatkan crowd yang ada di Instagram untuk membaca artikel kita, mengunjungi blog kita, memberikan awareness kepada audience tentang diri kita sendiri sebagai blogger/content creator dan tentunya ‘menggaet’ brand untuk project-project selanjutnya.

Untuk menunjang hal-hal tadi, Instagram sudah dilengkapi dengan berbagai fitur. Contohnya: insta story, upload multiple photo, video feed, business profile, peletakkan link di bio Instagram, link swipe up di insta story (untuk followers diatas 10k), promote post, IG TV dan fitur-fitur lainnya.

Nah, Kenapa Kita Harus Growth Instagram?

1. Network
Instagram memiliki user base yang cukup besar, 1 milyar active users/bulannya. Jadi menggunakan Instagram is the perfect opportunity to reach a lot of people dan tentunya untuk engage dengan audience kalian.

2. Keep up to date
Instagram menjadi tempat paling mudah untuk pay attention terkait trend atau berita terkini. Misalnya, pay attention tentang produk makeup/skincare terbaru, makeup trend terbaru atau bahkan drama-drama di dunia beautyšŸ˜…

3. Easy
Mudah digunakan untuk on-the go, mudah digunakan untuk share pengalaman kalian menggunakan produk secara real time.


Ada 2 Macam Definisi dari Growth di Instagram

Growth bisa berarti:

1. Followers meningkat
Ini definisi dari growth yang sudah banyak orang ketahui.
Contoh: dari 5000 followers menjadi 8000 followers.

2. Engagement rate dan metrics-metrics lainnya meningkat
Metrics sendiri artinya measurement unit, sesuatu yang bisa dijadikan ukuran. Kalo kalian sudah menggunakan business profile di Instagram tentunya sudah tahu dengan fitur insights? Dari fitur tersebut kita bisa melihat data-data penting dari akun kita.

Metrics yang bisa kalian lihat dari fitur insights diantaranya:
Profile visits ➡ dalam 7 hari terakhir, ada berapa akun yang mengunjungi akun kalian?
Website clicks ➡ berapa orang yang klik link yang ada di bio?
Reach ➡ berapa jumlah Instagram user yang melihat postingan kalian?
Impressions ➡ berapa kali postingan kalian dilihat oleh Instagram user? Satu user bisa melihat postingan kalian lebih dari satu kali, makanya angka impressions lebih besar dari angka reach.

Terus datanya yang mana? Data itu angkanya, Misalnya : Profile visits in the last 7 days di akun kalian adalah 500. Angka 500 ini merupakan datanya, Profile visits adalah metricsnya.

Perlu diperhatikan bahwa data tidak bisa kalian share sembarangan, even ke sesama pengguna Instagram (baik diupload ke Insta Story atau dishare secara personal) kecuali, pihak brand/klien meminta kalian untuk share (ini juga dipilih-pilih ya, brand/klien pasti langsung minta yang spesifik, jadi berikan apa yang mereka mau saja).

Contoh peningkatan metrics: Profile Visits dari 500 in the last 7 days menjadi 1500 in the last 7 days.

Nah, setelah paham kalau growth itu gak melulu soal peningkatan jumlah followers, aku akan share beberapa tips untuk mengembangkan akun Instagram. Tips ini berdasarkan pengalaman pribadi saat aku fokus untuk mengembangkan akun Instagramku ya...

So, the tips are:

1. Kuasai semua fitur dan metrics yang ada pada Instagram
Tak kenal maka tak sayang juga berlaku pada Instagram. Percuma dong kita, pengguna Instagram, tidak mengerti fitur apa saja yang bisa kita manfaatkan. Percuma juga kalo kita menggunakan bisnis profile di Instagram tapi tidak mengerti apa perbedaan business profile dengan personal account.

Kenali juga maksud dari metrics yang ada di insights masing-masing post atau insight dari akun Instagram kita sendiri. Bila perlu, catat angkanya, buat grafiknya (supaya kalian bisa melihat secara jelas, terjadi kenaikan atau penurunan) dan evaluasi masing-masing metrics, apakah mengalami peningkatan, penurunan atau malah stabil?

2. Tentukan niche dan lakukan interaksi dengan akun yang memiliki niche yang sama
Niche sendiri itu maksudnya pengklasifikasian akun Instagram kalian berdasarkan jenis dan isi/kotennya. Misalnya, akun aku @niputuchandra, memang fokusnya itu post tutorial makeup di Instagram, sharing review dan produk di Instagram. Semua ini masuk ke kategori beauty. Jadi niche dari akunku sendiri itu beauty.

Jangan lupa untuk berinteraksi dengan akun dengan niche yang sama untuk meningkatkan peluang foto/video kalian tetap berada di niche yang sudah kalian tentukan.

Pasti ada ya dari kalian yang menggunakan Instagram untuk fangirling, kemudian dengan akun yang sama kalian juga interaksi; like dan komen di postingan yang sebetulnya bukan niche kalian.

Saranku, buatlah akun terpisah untuk melakukan fangirling tadi. Gunanya apa? Menghindari akun kalian pindah niche dan tentunya meningkatkan peluang postingan kalian dilihat oleh lebih banyak orang yang memiliki interest terhadap niche kalian.

3. Kenali audience kalian seperti apa. 
Kenali secara demografisaudience kalian paling banyak laki-laki atau perempuan? Kemudian paling banyak di kelompok usia yang mana?
Kenali secara geografis ➡ audience kalian paling banyak tinggal di kota mana? Negara mana?
Kenali secara psikografis ➡ lifestyle, audience kalian lebih banyak yang suka makeup koreakah? Makeup drugstore kah? Makeup highend kah?
Kenali secara behavioristis ➡ perilaku seperti audience kalian lebih banyak yang memang ingin tahu review produk atau sesama blogger/content creator?

Mengenali audience kalian ini bisa membantu kalian mengatur strategi ketika kalian akan post foto, video. Ini juga bisa membantu kalian memilah, kira-kira produk apa saja sih yang harus kalian share di Instagram?

4. Tentukan branding!
Berdasarkan analisa aku pribadi dari timeline di Instagram, masih banyak loh yang mengabaikan soal branding. Padahal branding ini sangat penting.

Branding disini maksudnya segala aktivitas yang bisa menguatkan dan menonjolkan diri kita sebagai blogger/content creator. Seperti apa sih akun kalian atau diri kalian sendiri ingin dilihat oleh audience?
Contohnya yang gampang @awkarin deh ya. Berdasarkan analisaku pribadi, @awkarin ini cukup khas dengan 100 instagram story/hari dan foto-fotonya yang aesthetic. Contoh lain lagi, @21makeupaddictions, post video tutorial makeup hampir setiap hari dengan menggunakan background video berwarna pink. Jadi begitu melihat warna pink ingetnya ‘oh akun @21makeupaddictions loh dia serba pink’.

Contohnya: @aro_kopa, share makeup tutorial dengan backsound-backsound yang fun (kadang ada backsound dangdut atau lagu india) sehingga memberikan kesan kalo @aro_kopa ini adalah beauty content creator yang fun. Atau akun @heidinatjahjadi, dengan branding yang terkesan elegan.

5. Berinteraksi dengan audience
Interaksi disini gak cuma berupa kalian share di insta story, audience kalian lihat muka kalian, lihat kalian ngomong disana.

Interaksi di Instagram sendiri macam-macam, salah satu contohnya yang sering diabaikan adalah membalas komen audience. (A little hint: membalas komen audience juga dapat meningkatkan engagement rate akun kita loh!)

Selain itu, interaksi juga bisa melalui direct message, melalukan poll, membuka question box dan live session.

6. Gunakan hashtag sesuai dengan niche kalian
Penggunaan hashtag sesuai dengan niche ini juga berfungsi untuk meletakkan akun kalian di niche yang tepat. Jadi hindari menggunakan hashtag yang bukan niche kalian.

Contohnya: untuk niche beauty, gunakan #makeuptutorial #makeup… jangan malah menggunakan #foodporn #fashion

Kira-kira itulah ‘How to Grow Your Instagram’ versi aku. Jika memang ada yang belum jelas bisa langsung ditanyakan di sesi tanya jawab saja ya.


Sesi QnA

Pertanyaan Pertama,  from Me (greenlady711) Walaupun lagi diperjalanan Bandung-Sukabumi, tapi gercep yess, pengen nanya, hihihihi.
Hi, Kak Tutu, saya masih inget banget pas followers ig nya masih sekitar 6rbuan. Dan sekarang bisa ampe puluhan ribu ini itu awalnya bagaimana? Apakah dengan rutin posting?

Jawaban :
Halo. Tentunya dengan tidak membeli followers dan engagement ya hehe. Sebetulnya, aku gak bisa share ya strategi apa yang aku gunakan secara detail. Tapi kurang lebih, strategi dari masing-masing akun itu berbeda-beda. Kenapa? Data yang dihasilkan berbeda-beda. Ada yang efektif dengan strategi posting foto flatlay 2 hari sekali, ada yang efektif dengan strategi posting video seminggu sekali dan lain sebagainya.

Gimana cara menemukan strateginya? Ini dengan trial & error dan analisa data insights kalian sendiri.

Selain itu, namanya sosial media, the first rule of social media itu adalah konsisten. Konsisten ini gak melulu soal rajin posting ya. Konsisten bisa berbagai hal. Misalnya, brandingnya yang konsisten, dari awal brandingnya elegan dan simpel... sampai akhirnya audience aware sendiri ciri khas/branding kalian seperti apa.

Pertanyaan Kedua:
Hallo kak Tutu, aku mau tanya pendapat kak Tutu mengenai instagram user yg masih sedikit followersnya tp sudah ditanya ratecard untuk kerjasama, mungkin bagaimana tipsnya juga agar tidak mengecewakan pihak tersebut dengan followers yg masih sedikit itu. Terima kasih.

Jawaban :
Halo. Terima kasih ya pertanyaannya. Sebetulnya gini sih, ketika calon klien/brand menanyakan soal ratecard, berarti calon klien/brand ini menghargai posisi kamu sebagai blogger/content creator.

Agar tidak mengecewakan calon klien/brand tentu harus membalas email/direct message tersebut dengan sopan & professional, selanjutnya untuk masalah nominal dari ratecard sendiri bisa kamu sesuaikan sendiri dengan worth kamu sebagai blogger/content creator. Yang dilihat gak melulu soal followers loh, ada banyak akun instagram yang memang punya followers dibawah 5000 tapi memiliki engagement rate yang cukup tinggi.

Cara menentukan engagement rate rendah/tinggi:
1%: low
1%-3.5%: average
3.5%-6%: high
> 6%: really high

Jadi meskipun followers kamu, misalnya, belum mencapai 5000, kamu bisa nih meningkatkan engagement rate dan tunjukkin ke calon klien/brand melalui media kit. "ini loh dengan ER sekian, aku worth sekian"

Kalo memang setelah itu calon klien/brand menghilang. Simply anggap saja, belum rejeki.

Pertanyaan Ketiga :
Pertama, gimana cara mengambil hal menonjol yg bisa dijadikan sebagai branding kita supaya enggaksama dengan konten kreator lain? tutu ada tips untuk self branding?

Kedua, kadang insight kita menunjukan data yg menurut aku ga relevan, misal dia bilang jam 13 prime time, tapi post jam segitu malah sepi. aku sebaiknya gimana, Tu? Apalagi sekarang, misal hari sabtu, insight kasi liat data kamis, menurut tutu sebaiknya gimana? apa kita analisis sendiri atau gimana tu?

Jawaban: 
Gimana cara self branding?
1. Cari tahu nih, dari sekian banyak konten di instagram, yang mana sih yang banyak diminati oleh audience?
2. Cari tahu kira-kira apa sih strength dari diri kalian sendiri? apakah jago blending eyeshadow? apakah paham betul soal ingredients? dst...
3. Tentukan ciri khas tersendiri dari hal yang paling simpel. Misalnya, kalian suka warna pink, kalian bisa gunakan warna pink ini sebagai branding kalian. misalnya background, desain dari lower thirds video, atau watermark berwarna pink.

Pertanyaan terkait prime time post
Nah, untuk ini memang harus trial dan error sih. Prime time memang misalnya menunjukan jam 13 nih, tapi ya gak semata-mata harus post jam 13. misalnya bisa 2-3 jam sebelumnya... atau bisa aja post jam 13 tapi dengan menggunakan tambahan semacam teaser di insta story? efektif apa gaknya ya balik lagi ke akun kalian... strategi seperti ini bisa kalian temuin kalo kalian udah trial & error.

intinya sih... instagram itu semakin sering diotak-atik, kalian bisa analisa patternnya seperti apa. begitu tau patternnya seperti apa, pasti tau strategi seperti apa yang harus diterapkan.

jangan cuma melihat instagram ini sebagai 'ah cuma sosmed'. coba anggap akun instagram kalian ini sebagai 'start up company kalian'. layaknya company, pasti mereka ada research dulu, trial & error dulu, ada investasi sana sini biar dia bisa survive dan bisa dilihat menonjol.

Pertanyaan Keempat :
Halooo Tutu,

Dulu aku pernah baca pas lagi heboh-hebohnya alogaritma IG berubah itu, kata beberapa website yang nulis seperti ini: 1) kalau kita ngedit caption kurang dari 24 jam itu bakal ngaruh ke berapa banyak like/viewers yang didapat dan itu biasanya kecil, 2) balas komen lebih dari 1 jam bisa ngurangin potensi kita untuk bisa masuk ke explore, 3) menggunakan tag terlalu banyak (walau sesuai niche) bakal ngga kedetect di explore (max 4).  Begitu apa benar ya? Soalnya aku juga trial error pakai tag sedikit malah jatohnya makin merosot yang nonton/like. Makasih Tutu, Mohon pencerahannya.

Jawaban :
1. edit caption kurang dari 24 jam bakal ngaruh ke berapa banyak like/viewers
berdasarkan trial & error aku sendiri gak ada ngaruh apa-apa ya. selain itu, berdasarkan berbagai research yang sudah aku baca... itu juga gak ada pengaruh ya... yang ngaruh itu kalo captionnya memang tidak memberikan cerita/pelajaran kepada audience. audience pasti males dong liat postingan yang captionnya kurang menarik...

2. balas komen lebih dari 1 jam bisa ngurangin potensi kita untuk bisa masuk ke explore
tidak benar ya... balas komen kapan saja boleh kok. semakin banyak interaksi di postingan, semakin besar potensi sebuah post masuk ke explore..

tapi perlu diperhatikan kecepatan saat membalas ya, terlalu cepat balas komen juga bisa menyebabkan akun kalian diblok untuk komen... terlalu cepat ini aktivitasnya jadi menyerupai bot... makanya diblok oleh pihak instagram...

nomor 3 ini... mau konfirmasi dulu, ini penggunaan tag atau hashtag ya? karena kalo penggunaan tag tidak ada pengaruh dengan munculnya postingan di explore

3. penggunaan hashtag terlalu banyak bisa mengurangi potensi postingan muncul di explore
memang kalo ini masih ada 2 pendapat... ada yang bilang terlalu banyak hashtag bisa dianggap seperti akun bot, makanya potensi postingan muncul di explore kecil
ada juga yang bilang semakin banyak semakin baik (asalkan tidak lebih dari batas hashtag yang ditentukan instagram, kalo gak salah 30 hashtags)

menurut aku pribadi... yang lebih berpengaruh itu jenis hashtag yang kamu gunakan... gunakan hashtag yang memang populer dan banyak orang gunakan... selain itu juga hashtag yang sering kamu cek atau interaksi...

untuk masalah banyak atau gaknya, aku masih netral, karena kalo berbicara dari pengalaman sendiri, aku kadang menggunakan 10 hashtags saja sudah masuk explore... kadang menggunakan 30 hashtags bisa masuk explore...

Pertanyaan Kelima :
Hello Tutu. Aku ada 2 pertanyaan nih.

1. Aku mau nanya soal ER. Di atas, Tutu sempat ksh tau nilai ER yg bs disebut tinggi atau rendah itu berapa. Nah, apa Tutu bs kasih gimana cara/rumusnya utk tahu angka2 dalam % tsb didapat? Cara hitung supaya bisa dpt angka brp % gitu....

2. Dalam mengenali audiens, selain membaca data dr insight, apa yg Tutu lakukan? Apa melakukan polling hrs review produk A/B? Atau menyediakan kolom pertanyaan? Terus gimana kl kita uda coba lempar wacana spt itu nih, dan yg respon dikit bgt? Aku pnh sekali lempar tp samsek ga ada yg respon hiks. Pdhl kl dilihat dr (misalnya) yg nonton IGS, itu ya lumayan rame gitu.. šŸ˜ž Kl dr Tutu sendiri ada saran kah?

Jawaban :
1. Akhirnya ada yg nanya ya rumus ER :") aku sudah menunggu hahaha

Engagement rate = (jumlah likes + jumlah comments)/ followers x 100

tapi gak perlu ribet sih sekarang karena sudah cukup banyak ER calculator online...
bisa cek dari socialblade.com atau https://phlanx.com/engagement-calculator


2. dengan melakukan polling atau question box, itu salah satu caranya mengenali apa yang audience mau.

respon sedikit gak masalah. respon pasti akan meningkat ketika sudah dikabulkan respon mereka...

kadang audience itu males ngerespon karena mereka mikirnya "ah paling cuma nanya doang"... jadi memang setelah kita melakukan polling dan question box tadi, harus dibarengi sama action... jadi trust antara audience dan akun instagramnya bisa terjalin...

Pertanyaan Keenam :
terimakasih kak @⁨yosairfiana⁩ dan kak @⁨Tutu Chandra⁩... aku mau tanya 1) melanjutlan dari bahasan hashtag diatas, katanya menggunakan hashtag yg sama berulang2 di semua postingan, justru memperbesar potensi di shadowban ya apa benar? 2) kenapa ya pas followers masih 2k, reach per post bisa 2-4x lipat nya. sedangkan pas followers udah diatas 8k, reach per post makin menurun sampai cuma 1/3 nya. apa instagram lebih favor akun2 baru aktif yg followernya lebih sedikit?

Jawaban :
1. Shadowban itu hoax ya, ini sudah ada konfirmasi dari pihak instagram bahwa tidak ada yang namanya shadowban. Untuk penggunaan hashtag memang sebaiknya tiap postingan bervariasi sih... 1 atau 2 hashtag yang sama boleh, tapi kan setiap postingan kalian pasti beda topik ya? beda cerita? gak mungkin dong ya misalnya post foto skincare dari brand A tapi hashtagnya dari brand Z...

2. bisa terjadi karena banyak hal...
salah satunya mungkin audience menilai postingan kamu monoton.. mungkin bisa coba sekali-kali dikasih twist... mungkin posting tentang kehidupan pribadikah... atau mungkin strategi yang kamu gunakan udah basi? harus mulai cari tau lagi nih strategi baru apa yang perlu kamu terapi...

yang aku amati sih saat ini instagram lebih favor akun-akun yang memang organik ya. organik disini maksudnya dengan *real* followers dan *real* engagement...

tambahan lagi ya.... sebetulnya ini curahan hatiku yang paling dalam... mungkin teman2 juga ada yang sama ya...

Lebih baik followers tidak banyak dengan engagement tinggi dan berintegritas... daripada followers banyak tapi fake, karena followers hanyalah angka dan bisa diotak-atik orang, sedangkan integritas? balik lagi ke diri kita masing-masing seperti apa :)

sesusah apapun di instagram, please jangan beli followers atau engagement... itu malah merusak branding kalian dan merusak data kalian :)


So, demikianlah akhir dari Ngopi Cantik #8 How To Grow Instagram with Ni Putu Chandra kali ini, semoga berguna juga bagi yang membaca yaa. ThankYou Kak Tutu dan Beautiesquad yang sudah bikin NgopCan kali ini. Yuu, kita praktekkan...

Love,

Tidak ada komentar:

Posting Komentar